Jumat, 27 November 2015

Bang Fadly, ADK Segudang Prestasi!

= = = Bang Fadly, ADK Segudang Prestasi! = = =
Alhamdulillah. Ikhwa fillah, kali ini saya akan mencoba berbagi kisah inspiratif dari seorang Aktivis Dakwah Kampus (ADK) asal Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak-Kalimantan Barat, Fadly Irmawan, begitulah nama lengkapnya.

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = ======
Bang Fadly, ADK Segudang Prestasi!
Di semester satu kuliahnya, dia ditertawakan banyak orang hanya karena mengatakan bahwa dia ingin ke luar negeri. Mimpi yang terlalu muluk memang, untuk ukuran seorang anak wartawan yang harus membiayai kuliahnya dengan keringat dan usahanya sendiri. Namun bukan aktivis dakwah kampus namanya, kalau harus menangis di bawah tertawaan orang lain. Maka dia Bangkit! Membuktikan bahwa selama ada Allah di samping kita, kesuksesan hanyalah soal waktu. Saat ini, mantan ketua Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) FSLDK Kalimantan Barat ini telah berhasil menjejakkan kaki di 30 negara berbeda! Sebuah pembuktian telak bagi mereka yang selama ini menertawakannya.
Tidak hanya itu, aktivis dakwah kampus yang menguasai 5 bahasa ini juga pernah menorehkan namanya di ajang paling bergengsi di kalangan mahasiswa dengan menjadi Mahasiswa Berprestasi Ke-3 Tingkat Nasional! Benar-benar sebuah pencapaian yang membuat kita geleng-geleng kepala. Saat ini, pria yang tidak pernah meninggalkan sholat malamnya ini sedang menyelesaikan pendidikannya di program pasca sarjana ITB dengan mengantongi beasiswa LPDP.
Waktu saya tanya apa tanggapan beliau kalau LDK disebut sebagai sarang teroris, beliau mengatakan “Udah, kasih senyum aja. Buktikan dengan prestasi dan karya-karya besar kita. Toh nyatanya, orang-orang besar yang lahir dari LDK itu jumlahnya udah nggak keitung lagi. Iya kan? Maka justru seharusnya, mereka berterimakasih kepada FSLDK!”
Sobat muda @fsldkindonesia.. Yuk, bercengkerama bareng aktivis dakwah kampus keren yang satu ini.. Please welcome, Bang Fadly..
Maaf menyela bentar, hehe. Sebelum kita mulai tulisan ini, FYI aja, akhir bulan ini Bang Fadly mau berangkat ke Swiss untuk sebuah acara yang berkaitan dengan studinya. Kalau jadi, insyaallah beliau juga sekalian nyiapin berbagai hal dalam rangka melanjutkan S3 nya disana. Kita doakan yak, semoga aktivis dakwah inspiratif yang satu ini mendapat kelancaran dalam urusan-urusannya.. Aammiiinn..
Well, kembali ke laptop! Sekarang saatnya kita kupas tentang Bang Fadly..
Segudang prestasi dan organisasi
Nama lengkap beliau Fadly Irmawan. Menguasai lima bahasa: Inggris, Jepang, Perancis, Arab, dan Hangeul. Ayah beliau seorang wartawan, sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Beliau adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Nah, kita mulai perjalanan kesuksesan Bang Fadly ini dari diterimanya beliau di Fakultas MIPA Jurusan Biologi Universitas Tanjung Pura. Waktu ospek kampus, di tahun 2005, beliau sempat mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa beliau ingin ke luar negeri. Sontak omongan itu menjadi bahan tertawaan bagi teman-temannya yang lain. Tapi anehnya, Bang Fadly justru semakin bersemangat untuk mengejar impiannya ini. Dengan modal doa dan tekad baja, di tahun yang sama, Bang Fadly berhasil menginjakkan kakinya di Vancouver, Kanada, untuk mengikuti pendidikan non gelar disana selama satu tahun. Maka praktis, cukup beberapa bulan untuk membuktikan apa yang selama ini orang lain tertawakan! Selama satu tahun disana, beliau menimba ilmu tentang bahasa prancis. Bagaimana kuliahnya di UNTAN? Ditinggal. Udah, gitu aja. Enteng banget yak. Hehe.
Satu tahun selepas dari Kanada, beliau mendapat kesempatan belajar Japanese Lietheracy di Hokkaido University dengan progam setara diploma satu. Satu tahun di Jepang, beliau kembali ke Indonesia. Apa yang beliau lakukan? Beliau datang ke Universitas Tanjung Pura, menanyakan status kemahasiswaannya, dan ternyata, masih berlaku! Detik itu pula, beliau memutuskan untuk melanjutkan studinya yang pernah berjalan satu tahun disana.
Sejak saat itulah kecemerlangan seorang Bang Fadly benar-benar terlihat. Bayangkan saja, hampir setiap tahun beliau selalu memegang posisi Top Level Manager di setiap UKM yang dia ikuti. Mulai dari presiden mahasiswa UNTAN, Ketua BKMI (Badan Kerohanian Mahasiswa Islam) UNTAN, sampai ke Ketua Pusat Komunikasi Daerah (Puskomda) FSLDK Kalimantan Barat.
Tidak berhenti sampai disitu, beliau juga mendirikan dua lembaga Akademik dan Profesi (Akpro) di dua fakultas, yakni KOTAK PENSIL di FMIPA dan FORMASI di Fakulas Ekonomi. Yang terakhir ini yang menarik. Jadi, lembaga profesi yang beliau dirikan ini bertujuan untuk meningkatkan kultur keilmiahan mahasiswa FE UNTAN. Bagaimana ceritanya beliau bisa berkarya di Fakultas Ekonomi? Ternyata beliau kenal akrab dengan Pembantu Dekan III Fakulas Ekonomi. Nah, kemudian Bang Fadly dan PD III FE UNTAN waktu itu berusaha agar gimana caranya kultur keilmiahan mahasiswa FE saat itu menjadi tumbuh. Maka, mereka berdua berbagi tugas. Bang Fadly menjadi pelaksana teknis, PD III yang bertugas ngurusin birokrasi. Lalu mereka bekerja! Sang PD III membuat sebuah aturan yang mewajibkan semua mahasiswa baru FE untuk membuat PKM, dan Bang Fadly dengan FORMASI nya bertugas menjadi pelaksana teknis untuk penyeleksian dan semua yang berkaitan dengan urusan lapangan. Hasilnya luar biasa! Fakultas Ekonomi yang awalnya sepi dengan karya PKM, kini menjadi fakultas yang paling banyak meloloskan karyanya untuk didanai oleh DIKTI. Bahkan ada yang melenggang sampai ke PIMNAS. Jadi praktis, Bang Fadly ini menjadi staff ahli PD III Fakultas Ekonomi. Hebat!
Sisi menarik lain dari Bang Fadly adalah, dengan sekian banyak aktivitas organisasi, IPK beliau waktu lulus adalah 3,89! Praktis, IPK beliau tidak pernah nangkring di bawah 3,5 di tiap semesternya. Padahal, diluar aktivitas organsisasi dan akademik itu, Bang Fadly harus mencari pekerjaan untuk membiayai kuliahnya sendiri. Beliau menjadi pengajar bimbingan privat dengan jadwal yang benar-benar padat. Sore hari selepas kuliah dan menyelesaikan urusan organisasi, beliau harus segera estafetan ke pekerjaan lain: menjadi pengajar les. Ba’da maghrib sampai jam 10 malam beliau mengajar di beberapa tempat. Setelah semuanya beres, beliau baru pulang kembali ke rumahnya. Tentu saat malam sudah benar-benar larut.
Pertanyaannya, mengapa beliau harus repot-repot kayak gitu?
Kata beliau “Ya kalau nggak gini, saya nggak bsia kuliah dek. Hehe”
Qiyamul Layl yang Selalu Bersambung
Saya benar-benar penasaran waktu beliau mengatakan bahwa beliau sanggup tidur jam satu pagi, bangun lagi sebelum subuh dan tidak istirahat di siang hari. Nggak mungkin orang ini nggak punya rahasia. Pasti ada! Awalnya beliau tidak bercerita tentang ini. Tapi akhirnya beliau buka suara juga. Hehe. Beliau mengatakan bahwa salah satu rahasianya adalah Qiyamul Layl atau sholat malam. Bagi beliau, Qiyamul Layl itu adalah kebutuhan primer. Itulah yang menjadi sumber kekuatan dan produktivitas dari waktu-waktu yang beliau lewati. Qiyamul Layl itu memberikan tenaga yang tidak bisa kita jelaskan, tapi benar-benar bisa kita rasakan. Beliau mengatakan, ibarat mobil yang harus diistirahatkan setelah dipakai seharian, maka manusia juga sama. Istirahatnya manusia itu ya di Qiyamul Layl itu. Begitu diistirahatkan disana, kita akan siap untuk melakukan kerja-kerja besar berikutnya. Kalau nggak Qiyamul Layl? Ya kita akan loyo.
Saya sela perkataan beliau “Tapi kenapa ada orang yang udah Qiyamul Layl tapi tetep gampang capek?”
Kata beliau “Mungkin mereka tidak menganggap bahwa Qiyamul Layl itu sebuah kebutuhan utama yang harus dijalani dengan gembira. Mungkin saja mereka merasa terpaksa melakukan itu semua. Coba kalau enjoy, pasti efeknya akan beda. Bagi saya, Qiyamul Layl itu benar-benar menenangkan dan menggembirakan. Qiyamul Layl itu, sesuatu banget. Hehe.”
Tiga sampai lima juz seharian!
Lagi-lagi, waktu saya ngobrol dengan beliau, beliau tidak menceritakan soal ini. Beliau hanya mengatakan “Begitu ada waktu kosong, ya udah langsung aja baca Al-Qur’an”. Sebatas itu. Beliau tidak menyebutkan jumlah ayat atau juz yang bisa beliau selesaikan dalam seharian. Sampai akhirnya ada seorang informan yang memberi tahu saya bahwa Bang Fadly ini dalam sehari bacaqur’annya tidak kurang dari tiga juz. Tiga juz!! Setelah saya cek –dengan sedikit pemaksaan tentunya, hehe- beliau membenarkan. Bahkan, kalau tidak sedang banyak tugas, beliau bisa membaca lima juz seharian! Ini udah bukan ODOJ lagi. Ini ODFJ! Hehe.
Maka sekali lagi, Bang Fadly mengajari kita, bahwa seberapa besar kemudahan yang diberikan kepada kita dalam satu hari, itu sebanding lurus dengan jumlah bacaan alqur’an kita hari itu juga.
Coba kita lihat, aktivitas Bang Fadly selama ini udah bener-bener sebesar gudang penyimpanan cadangan beras indoensia selama lima belas tahun (maaf, ini alay), tapi bagaimana mungkin beliau bisa menghandle semua pekerjaan itu dan selesai tepat pada waktunya?
Second hand! Itulah jawabannya. Ada tangan-tangan lain yang bergerak mengatur urusan Bang Fadly. Saat Bang Fadly beraktivitas, tangan-tangan itulah yang membukakan jalan keluar satu demi satu sampai akhirnya pekerjaan Bang Fadly yang seharusnya terasa berat itu tiba-tiba saja menjadi terasa ringan dan mudah untuk diselesaikan.
Sekali lagi, second hand! Ada malaikat-malaikat Allah yang diperbantukan untuk mengawal segala urusan Bang Fadly. Dan itu terjadi karena beliau terus menerus melantukan bacaan Qur’annya tanpa henti.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan janganlahh kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada nya.“ (Q.S. Fushilat 41;30)
Setelah Qiyamul Layl yang selalu bersambung, maka sekarang kita belajar tentang lantunan Al-Qur’an yang tak pernah terputus!
Doa Tanpa Jeda
Menarik ketika kita mengikuti perjuangan beliau menjadi warga Bandung. Selepas dari UNTAN, beliau sebenarnya sudah diterima sebagai seorang kepala sekolah di salah satu SMA di kalimantan barat, namun beliau kembali merenungi apa yang ingin beliau lakukan di masa depan. Dan jawaban itu adalah: mengembangkan dakwah kampus sampai mati. Kenapa dakwah kampus? Karena bagi beliau, dakwah kampus lah yang paling strategis mencetak pemimpin-pemimpin terbaik bangsa ini. Oleh karena itu, jika beliau berlama-lama di sekolah, beliau justru akan semakin jauh dari dunia kampus. Maka pilihan berat itu diambil. Beliau mundur dari jabatan barunya, dan melanjutkan ke jenjang S2. Dimana? ITB. Beliau mendaftar, tes, dan diterima! Permasalahan baru muncul. Biayanya bagaimana? Tidak tahu. Beliau juga tidak bisa menjawab itu. Tapi beliau yakin, pasti ada yang bisa menjawab persoalan ini. Siapa? Allah. Maka, beliau berdoa. Berdoa saja. Terus menerus tanpa putus. Dan akhirnya, walau harus memulai kehidupan di Bandung dengan “terlunta-lunta”, kini beliau mendapatkan beasiswa LPDP untuk menyelesaikan pendidikannya disana. Hebat!
Bukankah saat kita butuh, Allah selalu hadir? Dan bukankah ketika Allah telah hadir, semuanya akan berakhir indah? Maka, berdoalah. Katakan pada Allah bahwa kita benar-benar membutuhkan pertolongan-Nya. Agar Dia hadir, dan menjadikan indah segala yang ada di depan mata kita.
Sobat muda @fsldkindonesia.. Kalau kita cermat membaca perjalanan kehidupan Bang Fadly, maka kita akan melihat satu rumus besar yang beliau terapkan dalam kehidupannya: kalau ingin mendapatkan kecemerlangan di dalam urusan-urusan dunia, maka sempurnakanlah urusan akhirat kita! Beliau bisa sebesar itu karena beliau tidak pernah meninggalkan Qiyamul Layl-nya. Beliau secemerlang itu karena tidak pernah putus bacaan qur’annya. Dan lagi, beliau bisa seperkasa itu karena doa-doa yang selalu diucapkannya tanpa jeda. Maka sekarang apa lagi yang perlu dibuktikan? Semua sudah benar-benar nyata, bahwa orang-orang yang dekat dengan Allah, mereka akan menjadi raja untuk urusan dunianya.
Jangan menunggu bukti lebih banyak lagi, tapi jadilah bagian dari bukti itu sendiri!
Oya ada satu lagi yang masih kurang. Sengaja saya sampaikan di akhir agar menjadi penyempurna catatan kegemilangan seorang Fadly Irmawan. Apa itu? Coba catat. Bang Fadly tidak pernah absen menjadi seorang murobbi! Beliau adalah pahlawan-pahlawan mentoring atau liqo atau halaqoh, atau apapun itu kita menyebutnya. Beliau adalah seorang pendidik ulung dari lingkaran-lingkaran kecil itu, karena beliau juga menyadari, bahwa apa yang beliau dapatkan saat ini adalah hasil dari proses pendidikan di mentoring-mentoring seperti itu.
Maka akhirnya, melalui tulisan ini saya ingin mengajak kepada seluruh sobat muda @fsldkindonesia di seluruh penjuru tanah air.. Kalau seorang Fadly Irmawan saja bisa melakukan itu semua, itu artinya kita juga mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan itu semua. Maka, lakukan apa yang telah dilakukan oleh Bang Fadly. Jadilah hebat, jadilah besar, jadilah menawan! Karena aktivis dakwah kampus itu, mereka selalu mempesona sejak dari awalnya!
*Terimakasih kepada:
Aktor LDK.Saya! @Fadlyirmawan
Penulis: @densyukri
Rumah Besar FSLDK Indonesia : fsldkindonesia.org, @fsldkindonesia, FSLDK Indonesia
Edisi Sebelumnya:
– Rian Mantasa, ADK Ber-IPK Sempurna!
– Syayma, Sebuah Mahkota Untuk Orangtuanya
– Puguh, ADK Penjelajah Nusantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar