Salah satu masalah besar yang dihadapi para pemeta pemula pada hari2 pertama pemetaannya adalah : kebingungan apa yang harus diamati, apa yang harus diukur, apa yang harus difoto, apa yang harus di skets. Semua itu kemudian bermuara pada : dimana harus dibuat Titik (Lokasi) Pengamatan. Teori tentang Metode dan Teknik kerja lapangan sudah banyak diberikan di kelas. Literatur terkait juga sudah tersedia (Compton, 1980 ; Coe, 2010 ; Marjoribanks, 2010). Mungkin saking banyaknya yang harus diingat justru malah semuanya lupa. Untuk menghindari stress yang mungkin terjadi akibat kebingungan tersebut, disini saya berikan suatu checklist di mana suatu Titik (lokasi) Pencatatan itu perlu di buat (pemetaan geologinya masih bersifat umum) :
1. Kontak diantara 2 batuan utama yang berbeda karakternya. Menyusun peta geologi pada hakekatnya adalah penelusuran dan pengeplotan batas. Jadi apabila ketemu kontakLokasinya segera perlu diplot dengan tepat di peta. Kemana larinya kontak tersebut bisa dicari dengan menelusurinya di lapangan, menelusurinya di citra satelit/foto udara atau diperkirakan dari peta top yang digunakan. Tapi harap dicatat bahwa setelah pemetaan berlangsung bisa saja terjadi bahwa tidak semua kontak adalah batas satuan, bisa jadi hanya kontak antara sisipan dengan batuan yang disisipi dsb.
2. Lokasi di mana terjadi perbedaan morfologi yang menyolok. Lokasi tersebut boleh jadi merupakan kontak normal atau tidak selaras dari batuan (sedimen) yang sama atau berbeda macamnya tetapi berbeda kekerasannya ; kontak 2 batuan yang sama atau berbeda jenisnya dimana batas itu berupa sesar, atau intrusi.
3. Lokasi di mana di temukan struktur yang bisa diamati, diukur dan direkam dengan jelas, misalnya sesar, kekar dalam segala bentuknya.
4. Lokasi dimana kriteria 1, 2 dan 3 tidak ada, tapi lokasi tersebut menunjukkan kenampakan singkapan yang bagus, baik mono- ataupun heterolitologi.
5. Lokasi yang menunjukkan adanya potensi geologi (sumberdaya ataupun bencana), baik yang sudah terjadi/diusahakan maupun diduga bakal terjadi / masih berupakan kemungkinan.
6. Lokasi di mana ditempat itu tidak ada singkapan yang memenuhi kriteria 1 s/d 5 tetapi dari situ dapat diamati bentuk / morfologi sekitar, misalnya titik di tengah dataran aluvial, ditengah sawah dimana kenampakan di bukit sekitarnya dapat diamati (dari jauh) maupun direkam dengan sketsa atau foto. Titik lokasi tipe ke 6 ini juga bisa berada ditempat yang tinggi (puncak bukit) dimana morfologi daerah rendah sekitarnya dapat diamati/difoto. Data tersebut nantinya akan menjadi pelengkap uraian geomorfologi daerah yang dipetakan.
7. Setelah pemetaan menjelang selesai, semua titik sudah diplot pada peta lokasi harus segera dilihat apakah kerapatan / penyebaran titik tersebut sudah berimbang, sesuai dengan kekompleksan kondisi geologi dan kondisi topografi tempat itu. Kalau masih ada bagian yang jarak antar titikmnya masih longgar (jarak antara 2 titik masih > 2 cm di peta), perlu dibuat titik lokasi ditempat yang kosong tersebut. Titik ke 7 ini bisa memenuhi salah satu atau kombinasi kriteria 1 s/d 6.
1. Kontak diantara 2 batuan utama yang berbeda karakternya. Menyusun peta geologi pada hakekatnya adalah penelusuran dan pengeplotan batas. Jadi apabila ketemu kontakLokasinya segera perlu diplot dengan tepat di peta. Kemana larinya kontak tersebut bisa dicari dengan menelusurinya di lapangan, menelusurinya di citra satelit/foto udara atau diperkirakan dari peta top yang digunakan. Tapi harap dicatat bahwa setelah pemetaan berlangsung bisa saja terjadi bahwa tidak semua kontak adalah batas satuan, bisa jadi hanya kontak antara sisipan dengan batuan yang disisipi dsb.
2. Lokasi di mana terjadi perbedaan morfologi yang menyolok. Lokasi tersebut boleh jadi merupakan kontak normal atau tidak selaras dari batuan (sedimen) yang sama atau berbeda macamnya tetapi berbeda kekerasannya ; kontak 2 batuan yang sama atau berbeda jenisnya dimana batas itu berupa sesar, atau intrusi.
3. Lokasi di mana di temukan struktur yang bisa diamati, diukur dan direkam dengan jelas, misalnya sesar, kekar dalam segala bentuknya.
4. Lokasi dimana kriteria 1, 2 dan 3 tidak ada, tapi lokasi tersebut menunjukkan kenampakan singkapan yang bagus, baik mono- ataupun heterolitologi.
5. Lokasi yang menunjukkan adanya potensi geologi (sumberdaya ataupun bencana), baik yang sudah terjadi/diusahakan maupun diduga bakal terjadi / masih berupakan kemungkinan.
6. Lokasi di mana ditempat itu tidak ada singkapan yang memenuhi kriteria 1 s/d 5 tetapi dari situ dapat diamati bentuk / morfologi sekitar, misalnya titik di tengah dataran aluvial, ditengah sawah dimana kenampakan di bukit sekitarnya dapat diamati (dari jauh) maupun direkam dengan sketsa atau foto. Titik lokasi tipe ke 6 ini juga bisa berada ditempat yang tinggi (puncak bukit) dimana morfologi daerah rendah sekitarnya dapat diamati/difoto. Data tersebut nantinya akan menjadi pelengkap uraian geomorfologi daerah yang dipetakan.
7. Setelah pemetaan menjelang selesai, semua titik sudah diplot pada peta lokasi harus segera dilihat apakah kerapatan / penyebaran titik tersebut sudah berimbang, sesuai dengan kekompleksan kondisi geologi dan kondisi topografi tempat itu. Kalau masih ada bagian yang jarak antar titikmnya masih longgar (jarak antara 2 titik masih > 2 cm di peta), perlu dibuat titik lokasi ditempat yang kosong tersebut. Titik ke 7 ini bisa memenuhi salah satu atau kombinasi kriteria 1 s/d 6.
Masih ada kriteria lain ? Silahkan tambahkan. Yang pasti, selama di lapangan tetapkan lokasi pengamatan dengan tepat, baik dengan GPS maupun teknik orientasi medan lain, amati kondisi geologi yang ada dengan baik dan seksama dengan memanfaatkan segala peralatan pengamatan/pengetesan yang dibawa , ukur segala sesuatu yang berdemensi / berarah, deskripsi dengan lengkap mengikuti model/nomenklatur yang benar, ambil contoh yang representatip dan dokumentasikan (skets/foto) secara lengkap dan jelas dan catat semuanya dalam buku/notes lapangan saudara. Lakukan ini untuk setiap titik (pengamatan titik), wilayah antar/sekitar 2 titik amat (pengamatan lintasan) dan setelah lintasan cukup banyak integrasikan hasil pengamatan lintasan itu menjadi pengamatan areal. Tarik garis hubung antar lokasi kontak (kriteria 1) perhatikan arah kontak ditempat yang tidak didatangi dengan mengeceknya pada citra satelit dan.....peta geologi akan terbentuk. Lakukan pekerjaan ini SELAMA MASIH ADA DI LAPANGAN.
Untuk memperoleh keterangan lebih lanjut silahkan lihat pustaka sumber :
Coe, A. L.(ed.), 2010, Geological Field Techniques
Compton, R., 1980, Geology in the Field
Marjoribanks, R., 2010, Geological Methods in Mineral Exploration and Mining
Compton, R., 1980, Geology in the Field
Marjoribanks, R., 2010, Geological Methods in Mineral Exploration and Mining
Tidak ada komentar:
Posting Komentar