Kalian berjilbab, lantas "seperti gila" berada di tengah konser musik K-Pop, teriak-teriak, jejeritan, menari-nari, sesak, keringatan, bercampur cowok-cewek, pulang kemalaman, sungguh kalian telah lupa hakikat jilbab yang dikenakan.
Ketahuilah, tahun 1980, 1990, ibu2, kakak2 wanita kalian bahkan harus siap berhadapan dengan intelijen negara karena berjilbab. Mereka dicurigai, didiskriminasi, dijelek2kan, dianggap teroris karena jilbabnya. Itu bukan kejadian di Eropa sana dek, itu di negeri Indonesia, masih segar sekali. Banyak diantara mereka yang menangis demi mempertahankan jilbab di kepala, memilih keluar dari pekerjaan, dsbgnya. Mahal sekali harga jilbab yang mereka kenakan.
Hari ini, tidakkah jilbab yang kalian kenakan itu berarti sesuatu? Atau cuma sekadar kain seharga 30 ribu per-meter saja?
*Tere Liye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar